Kaoem Modal Menangis Lantaran Crisis, Kaoem Boeroeh Ta’ Maoe Mengemis dan Teroes Berbaris!

Kaoem Modal Menangis Lantaran Crisis, Kaoem Boeroeh Ta’ Maoe Mengemis dan Teroes Berbaris!

Si tetap April-Maret 1926 hal 1
Halaman muka Si Tetap, edisi No.4-5 April dan Mei 1926, halaman 1 dan 2 (Reproduksi).

Penulis: Onrikoes

Dimuat Si Tetap, edisi No.4-5 April dan Mei 1926, halaman 1 dan 2.

Kalau kita mengingat tentang nasibnja kaoem boeroeh Indonesia dalem zaman crisis ini, soenggoeh boleh dikata, bahwa tingkat pergerakan kaoem boeroeh di sini soedah sampai pada graad jang tertinggi. Boekan tinggi karena mereka soedah tertjapai maksoednja dengan mendapet belandja tjoekoep, ringan bekerdja, tidak sewenang-wenang dan boleh toeroet tjampoer mengontrole besar ketjilnja penghatsilan, tetapi tinggi, karena dengen adanja berdjenis-djenis rintangan, rintangan mana memberi soeloeh pada kaoem boeroeh, bahwa perbaikan nasib mereka itoe hanja aken bisa terdapet, kalau mereka mempoenjai vakbond jang koeat.

Lagi poela haroes diperingati, bahwa kaoem madjikan Indonesia dari berbagai-bagai peroesahaan poen soedah sama bersatoe, malah berkoempoel djoega dengen kaoem madjikan lain-lain negeri dalem trust kartel d.l.l. Maksoed kaoem madjikan itoe dalem persatoeannja soedah tentoe oentoek daja oepaja, agar mereka ini bersama-sama bisa memeras kaoem boeroehnja, dan … tolong-menolong, mana kala ada perlawanan dari kaoem boeroehnja.

Djadi kaoem boeroeh Indonesia dari matjem-matjem peroesahaan poen haroes bersatoe dan perhoeboengan dengan kaoem boeroeh di lain-lain negeri djoega tidak boleh di alpaken. Pendek kata kaoem boeroeh seantero doenia haroes berkoempoel djadi satoe, tidak perdoeli agama dan bangsa apa sadja.

Bahwa kaoem boeroeh Indonesia soedah mengerti kepentingan diatas, itoelah terboekti dari adanja matjam-matjam vakbonden, sebagai V.S.T.P, S.P.P.L, Serikat Postel, S.B.G, S.P.R.I, S.P.P.I, S.B.T, S.B.B, dan lain-lainnja.

Soenggoehpoen kaoem boeroeh Indonesia dengan soesah pajah soedah bisa memdiriken vakbondnja masing-masing, tetapi bagaimana sikep kaoem madjikan disini terhadep pada vakbonden itoe? O, djanganken kaoem boeroeh ditoeroeti toentoetannja, sedang bergerak sadja soedah begitoe disempitken djalannja.

Pada sesoedahnja perang doenia antara tahoen 1914-1918 maka amat madjoelah perdagangan doenia, karena negeri-negeri jang berperang ini kekoerangan hatsilnja oentoek menjoekoepi penghidoepan rakjatnja, sehingga terpaksalah didatengken hatsil dari lain-lain negeri jang tidak toeroet berperang. Dengan begitoe, kaoem madjikan Indonesia poen tidak sedikit mengisi peti besinja dengan beberapa miljoen perak. Tetapi kaoem boeroeh bagaimana nasibnja?

Betoel boleh dikata siboeroeh itoe waktoe ada toeroet mendapet sedikit perbaikan hidoep dengen mendapet waledan belandja, toeslag, premie, gratificatie, tetapi apa akal simadjikan? Saudara-saudara boeroeh tentoe beloem loepa tentang naiknja segala keboetoehan hidoep sampai 300% atau lebih. Beberapa peroesahaan sebagai, spoor, post, minjak tanah, kapal-kapal dll. sama menaiken tarief perdagangannja. Dengen poeteran begini, soedah tentoe sadja perbaikan nasib siboeroeh itoe hanja dalem perkataan sadja, sedang dalem batinnja mereka tetap menderita nasib djelek, ja malah lebih djelek tertimbang sebeloem timboel perang doenia.

Tetapi tambah hari tambah moendoerlah kemadjoean perdagangan itoe lantaran negeri-negeri jang roesak itu makin hari makin baik alatnja persediaan hidoep (fabriek-fabriek ondernemingonderneming dll) sehingga lama kelamaan hatsil negerinja melebihi keperloean pendoedoeknja (overproductie).

Tetapi dasar kaoem madjikan (modal) memang oentoeng jang ditjari, dan selamanja tidak maoe roegi. Kalau perdagangan moendoer (crisis), dan … kaoem boeroeh jang haroes menanggoeng roegi dengen adanja matjem-matjem berzuiniging.

Oentoek mengobati crisis doenia sekarang ini, kaoem boeroeh dan kaoem madjikan boleh bersama-sama mendjawab: Perang tetapi berlainan maksoednja. Simadjikan kata perang berarti kiamat kaoem boeroeh soeroeh boenoeh memboenoeh, sedang siboeroeh kata perang berarti melenjapken segala tindesan dengen pertandingan jang djoedjoer dan teratoer.

Dengan pendek dapetlah kita kata, bahwa nasibnja siboeroeh hanja tjoekoep, tapi tjoekoep boeat mati. Lantaran adanja berzuiniging jang haibat, banjaklah kaoem boeroeh ditendang dari pekerdjaannja, sedang jang masih tetap bekerdja soedah setengah mampoes; lihat sadja: toeslag lenjap, premi disoesoet malah ada jang ditjaboet sama sekali, kerdja tambah berat zonder overwerk, saben hari hoedjan straf dan moendoer gadji serta banjak boete, dan lain-lain tindesan lagi.

Djadi sedikit perbaikan nasib jang terdapet oleh siboeroeh dengen soesah pajah terbawa oleh keroekoenan mereka dengen berbaris dalem vakbondnja masing-masing, dengen sebentaran sadja soedah ditarik kombali oleh simadjikan. Perdjelekan nasib inilah jang memaksa pada segenap kaoem boeroeh Indonesia oentoek mengoeatken organisasinja. Timboelnja vakbonden serbagai djamoer.

Kaoem madjikan jang mengetahoei lahirnja beberapa vakbonden, boekannja laloe memperbaiki nasib boeroehnja, malah ichtiar dengen sekoeat tenaga oentoek menghalanginja.

Kalau kaoem boeroeh soedah mengerti betoel-betoel tentang maksoed dan goenanja berserikat, tentoelah mereka tidak akan oendoer selangkah, biar dapat rintangan haibat sekalipoen. Tiap-tiap langkah dari kaoem madjikan oentoek merintangi pergerakan kaoem boeroeh, adalah soeatoe peladjaran bagi siboeroeh oentoek mengambil sikap dan djalan jang lebih tjerdik dalem tjaranja menoentoet perbaikan hidoep.

Doeloe dengen djalan terang-terangan, sebagai vergaderingvergadering, conperentie, soerat-menjoerat kaoem boeroeh dalem perserikatannja bisa memadjoeken toentoetannja terhadep kaoem madjikan. Tetapi sekarang??? Vergadering tida boleh, oeroes koempoelan (…) beres senantiasa diganggoe dengen adanja gropjokan dan beslag han teroes meneroes; poen lepas-lepasan sekarang terdjadi dengen lakoe jang hanja membikin kobar hati kaoem boeroeh.

Tiap-tiap orang jang sehat fikirannja, tentoe mengerti, bahwa kaoem boeroeh bisa dipademken tereakannja hanja dengen diperbaiki nasibnja. Tetapi kaoem boeroeh Indonesia kini tetep menderita nasib djelek dan teroes ditambah djelek, sedeng dalem gerakannja senantiasa dapet tangan besi.

Soedah tidak bisa dihitoeng, berapa kaoem boeroeh jang dilepas lantaran djadi pemimpin atau hanja toeroet masoek lid perhimpoenan boeroeh.

Dengan toelisan di atas, terdapetlah pengertian, bahwa kaoem boeroeh Indonesia sekarang, tidak boleh banjak tjrewet, soeroeh diam, teroes diam, maoe tidak maoe moesti diam.

Lantaran ini, mereka terpaksa diam, tetapi lantaran diam dengen hati mendongkol, djadi di dalem dada mereka teroes tertimboen nafsoe persatoean, meskipoen terlihat dari loear sifat pergerakan ada soenji dan diam. Kaoem boeroeh spoor dan tram! Bahwa kamoe dipaksa tidak boleh bergerak damai dan terang-terangan, inilah hanja kamoe sendiri jang mengerti. Siapa jang aken menolong keloeh kesahmoe, itoelah hanja keroekoenan sendiri jang terket dalem vakbondmoe V.S.T.P.


Catatan: Redaksi Diakronik.com menuliskan kembali pandangan Onrikoes (kemungkinan nama pena) tentang kesulitan kaum buruh Indonesia dalam berserikat yang dimuat Si Tetap—surat kabar Vereniging van Spoor-en Tramwegpersoneel (VSTP)/serikat buruh kereta api dan tremtanpa mengubah penggunaan kata dan struktur kalimat. Pemuatan ulang sebagai bagian kerja-kerja kliping yang kami lakukan.

Editor: Redaksi Diakronik

ARTIKEL LAINNYA

Gerakan PRD di Nganjuk Setelah Peristiwa Kudatuli 1996
Pawai Terakhir Mayday, Gagalnya Istana Buruh, dan Lintang Kemukus 1965
Pergerakan Sekerdja
Cheran dan Dentang Lonceng Perlawanan Perempuan

Temukan Artikel Anda!